Selasa, 24 Februari 2015

Banyak Jalan Rusak, Biker Diminta Lebih Hati-hati di Jakbar

JAKARTA, M86 - Bagi pengendara motor atau biker diminta berhati-hati saat melintas di kawasan Jakarta Barat. Pasalnya, pasca banjir sejumlah jalan raya mengalami kerusakan. Tak sedikit jalan yang rusak sehingga sangat berbahaya.

Berdasarkan pantauan jalan yang rusak terlihat berlubang dengan panjang rata-rata 30-50 sentimeter dan kedalaman lubang 10-15 sentimeter terdapat di Jl Tubagus Angke baik dari arah Pesing menuju Jembatan Lima dan sebaliknya.

Kemudian pada dua sisi Jalan Panjang, tepatnya dari Kedoya Utara menuju Jl Daan Mogot. Adapun titik-titik lubang pada dua sisi jalan tersebut dari mulai seputar Pesantren Asidiqqiyah, Perumahan Sunrise Garden, Perumahan Green Garden hingga rel Pesing. Adapun lebar lubang rata-rata 30-50 sentimeter dengan kedalaman 10-20 sentimeter.

Lubang cukup parah juga terdapat di Flyover Jembatan Lima, Tambora, tepatnya di bibir flyover dari arah Angke menuju Jembatan Lima. Lubang itu berdiameter 40x40 sentimeter dengan ke dalaman diperkirakan hampir 20 sentimeter.

Begitu juga di sepanjang Jalan Kamal Raya, dari mulai minimarket Indomaret, SMAN 56 hingga menuju kantor Kelurahan Tegal Alur. Puluhan lubang berdiameter 30-50 sentimeter dan kedalaman 10-25 sentimeter bertebaran di sepanjang jalan tersebut.

Sementara itu Kasudin Bina Marga Jakarta Barat, Muhammad Najib menuturkan, pihaknya saat ini mulai melakukan perbaikan jalan-jalan berlubang dengan melakukan penambalan.

Salah satunya yang saat ini sudah dikerjakan lubang pada jalan di seputar kolong Tol JORR W 1, Puri Kembangan menuju Jalan Pasar Minggu, Kembangan Selatan, dan Karang Tengah, Tangerang.

“Untuk sementara lubang yang banyak di lokasi tersebut sudah kami tutup dengan batu konblok, agar leluasa dilintasi kendaraan,” ucap Najib, seperti ditukil dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta, Selasa (24/2/2015).

Selanjutnya, jalan yang juga sudah ditambal dengan aspal di Jl Daan Mogot, tepatnya di depan Satpas SIM.

“Penambalan akan kami prioritaskan pada jalan-jalan yang ramai dilintasi kendaraan," jelasnya.

Pihaknya mencatat, terdapat sekitar 200 titik lokasi jalan berlubang di Jakarta Barat. Untuk kenyamanan pengendara, pihaknya juga sedang melakukan penambalan di Jalan Outer Ring Road, Cengkareng dan lokasi lainnya. (vis)

Sumber: www.koranmetro.com

Rabu, 31 Desember 2014

Polo Ralph Lauren Gelar Pesta Diskon Hingga 77 Persen

JAKARTA, METRO86 - Polo Ralph Lauren kembali mengelar pesta diskon setelah sukses di tahun lalu. Kali ini, pesta diskon besar-besaran dilaksanakan menjelang penutupan Tahun 2014. Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur Polo Ralph Lauren Indonesia, Fahmi Babra di Jakarta, Rabu (31/12/2014).

“Demi memanjakan pelanggan, kami mengadakan spectacular promo Polo Ralph Lauren end of year sale 77 persen all items+new items only today”, tuturnya.

Fahmi mengatakan diskon yang diberikan dalam promo Polo Ralph Lauren end of year sale 77 persen. Promo ini dilakukan dalam rangka menyambut hari Natal 2014 dan Tahun Baru 2015 serta memberikan harga spesial khusus untuk pelanggan setia Polo Ralph Lauren.

Spectacular promo Polo Ralph Lauren end of year sale 77 persen all items+new items only today tersebut serentak digelar di seluruh Showroom wilayah Jakarta, diantaranya, di Cibubur Junction, Gandaria City, Lippo Kemang Village, Blok M, Taman Anggrek,Green Bay Mall Muara Karang, Citraland Mall, Emporium Pluit Mall, Saint Morris Lippo Mall dan sejumlah showroom Polo Ralph Lauren lainya.

Untuk diketahui, Label Polo Ralph Lauren yang showroom bisa Anda temukan salah satunya di Plaza Semanggi, Jakarta. Merek ini terkenal memiliki gaya desain yang klasik, bercita rasa tinggi, elegan, dan kualitas yang baik.

Polo telah melebar dari mulai kategori pria dengan gaya klasik seperti Polo dan Ralph Lauren, gaya modern seperti Polo Shirt dan Polo Sport. Kategori wanita juga dengan pembagian yang sama, yaitu klasik dan modern, pakaian atletik, dan juga pasar rumah tangga. BACA SELENGKAPNYA

Kamis, 29 September 2011

Kemacetan Jakarta Harus Segera Ditangani Pusat

JAKARTA, M86 - Untuk mengurai kemacetan di ibu kota, berbagai upaya telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. Seperti, penerapan kebijakan parkir off street di kawasan Jl Gajah Mada dan Jl Hayam Wuruk. Sayangnya, meski telah dilarang, namun masih saja ditemui pemilik kendaraan yang memarkirkan kendaraannya di lokasi tersebut.

Pengamat Transportasi, Darmaningtyas mengatakan, diperlukan komitmen yang lebih tegas dari Pemprov DKI Jakarta dalam menerapkan kebijakan-kebijakan untuk mengurai kemacetan. Terlebih, tingkat keberhasilan kebijakan parkir off street di kawasan Jl Gajah Mada dan Jl Hayam Wuruk maupun lainnya sangat bergantung dari kemauan pihak pelaksana. "Kalau niatnya kuat pasti bisa. Sebab, saat ini semuanya tergantung pada kemauannya," ujar Darmaningtyas, Kamis (29/9).

Ditegaskannya, perlu ada konsistensi dalam penegakan peraturan agar penertiban tersebut dapat berjalan baik. Selain itu, juga harus ada solusi jelas agar penataan kawasan tersebut tidak jalan di tempat. "Yang terpenting konsistensi penegakan aturan," kata Darmaningtyas.

Selain itu, ditambahkannya, kerja sama dengan pemerintah pusat juga harus ditingkatkan, karena tidak semua permasalahan di ibu kota dibebankan hanya kepada Pemprov DKI Jakarta. "Pemerintah pusat juga harus ikut serta dan harus punya andil atas masalah yang dihadapi ibu kota," ucapnya.

Selain melakukan penertiban parkir off street, untuk memberi kenyamanan bagi pejalan kaki, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga bakal melakukan penataan pedestrian atau trotoar. Bahkan, saat ini tengah dilakukan kajian studi mengenai konsep penataan pedestrian di kawasan Jl Gajah Mada dan Jl Hayam Wuruk. Diharapkan studi kajian ini dapat rampung pada akhir tahun ini, sehingga nantinya trotoar tidak lagi digunakan untuk parkir. (dya)

Jumat, 19 Agustus 2011

Gawat, Harga Daging Tembus Rp 80 Ribu

JAKARTA, M86 - Menjelang lebaran harga daging sapi dan ayam pada sejumlah pasar tradisional di Jakarta Barat mengalami kenaikan cukup signifikan. Daging sapi yang seminggu lalu harganya masih Rp 70 ribu kini sudah mencapai Rp 80 ribu per kilogram. Sedangkan untuk daging ayam kampung ukuran sedang dari Rp 75 ribu kini naik Rp 80 ribu per ekor. Begitu pun daging ayam broiler ukuran sedang dari Rp 55 ribu kini naik Rp 60 ribu per ekor.

Yanto (43) pedagang daging sapi di Pasar Grogol mengungkapkan, lonjakan harga hingga mencapai Rp 10 ribu per kilogram itu di luar kebiasaan pada momen menjelang lebaran tahun-tahun sebelumnya. Ia menduga lonjakan ini karena stok daging sapi dari pemotongan hewan di Gondrong, Tangerang, mulai berkurang.

Menurutnya, berkurangnya stok daging karena daging-daging itu juga dibeli pedagang daging musiman yang menggelar dagangannya di pinggir jalan atau di luar pasar. “Dulu saya biasa beli dari pemotongan sehari 100 kilogram, kini sudah seminggu hanya dapat 75 kilogram,” ungkap Yanto, Jumat (19/8).

Hal yang sama juga terjadi di Pasar Cengkareng. Asep (40) pedagang daging sapi di pasar tersebut mengaku, naiknya harga juga disebabkan tingginya permintaan konsumen. Selain itu, juga karena berkurangnya jatah pembelian daging di pusat pemotongan. Jika biasanya sehari ia bisa memperoleh 150 kilogram daging, kini jatahnya dikurangi hingga hanya mendapat 100 kilogram.

“Kalau sekarang saja harga daging sudah Rp 80 ribu, kemungkinan seminggu menjelang lebaran bisa mencapai Rp 100 ribu. Tapi, meski mahal pasti laku makanya banyak pedagang daging musiman,” katanya.

Kasudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Kusdiana, mengakui dari hasil monitoring pada sejumlah pasar tradisional harga daging sapi sudah mencapai Rp 80 ribu per kilogram. Sedangkan ayam broiler yang banyak dikomsumsi kini sudah mencapai Rp 60 ribu per ekor.

“Untuk menekan harga yang terus naik, Pemkot Administrasi Jakarta Barat akan menggelar bazar murah daging dan ayam. Warga juga tidak perlu khawatir hingga menimbun daging, sebab stok daging cukup untuk lebaran,” jaminnya. (dya)

Senin, 15 Agustus 2011

2013, RPH di Kampung Rawa Lele Beroperasi

JAKARTA, M86 - Keinginan Pemkot Jakarta Barat mengoperasikan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) ayam di Kampung Rawalele, Kalideres, Jakarta Barat pada tahun ini kembali harus tertunda. Sebab, usulan Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat untuk membangun RPH itu dalam APBD DKI Jakarta 2011 nyatanya belum disetujui.

Kepala Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Kusdiana mengatakan, keberadaan RPH resmi di wilayahnya sangatlah pentinh demi ketersediaan daging ayam layak konsumsi. Selain itu juga untuk meminimalisir keberadaan RPH ayam tidak resmi yang saat ini banyak tersebar di wilayah Jakarta Barat. “Hingga saat ini di Jakarta Barat memang belum memiliki RPH resmi. Kondisi ini menyebabkan banyaknya RPH ayam yang tumbuh subur di lingkungan penduduk dan sangat sulit untuk dimonitor,” ujar Kusdiana.

Untuk itu, diungkapkan Kusdiana, pihaknya mengusulkan membangun RPH ayam di Kampung Rawalele, Kelurahan Kalideres dengan luas mencapai 15 hektar. Lahan itu merupakan lahan milik Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta yang saat ini digunakan untuk tempat penangkaran ikan. Dari luas itu, pihaknya mengusulkan lahan seluas 5.000 meter persegi untuk pembangunan RPH dengan alokasi anggaran sebesar Rp 10 miliar.

“Karena belum disetujui, untuk tahun ini kami akan melakukan pengukuran, kajian dan perencanaan. Dengan begitu, diharapkan pada tahun 2012 segera dilakukan pembangunan fisik sehingga diharapkan tahun 2013 dapat beroperasi,” katanya.

Saat ini, dipaparkan Kusdiana, ada sebanyak 24 RPH ayam berskala besar yang tersebar di delapan kecamatan yang ada di Jakarta Barat. Sayangnya, ke-24 RPH itu tidak memiliki izin resmi dari Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta. Meski begitu, demi memenuhi kebutuhan warga akan daging ayam yang layak konsumsi, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat terus melakukan pemantauan untuk memastikan jika ayam tersebut dipotong sesuai aturan sehingga ayam-ayam itu layak untuk dikonsumsi. “Sesuai aturan, juru potong di masing-masing RPH harus memiliki sertifikat cara potong ayam yang halal yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta,” tandasnya. (red/*bjc)

Jumat, 12 Agustus 2011

Membludak, Calo Berkeliaran di Sidang Tilang PN Jakpus

JAKARTA, M86 - Banyaknya pengendara yang terjerat Operasi Patuh Jaya (OPJ) 2011 di wilayah Jakarta Pusat, juga membuat meroketnya angka sidang tilang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Terbukti pada Jumat (12/8), ada sekitar 10.936 kasus pelanggaran lalu lintas yang disidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ironisnya, penanganan sidang tilang tidak tertib karena didominasi para calo sehingga sempat terjadi kericuhan.

Berdasarkan pantaun di lapangan, para pelanggar lalu-lintas yang terkena tilang itu mengalami kelonjakan signifikan dibandingkan sidang tilang biasanya.

Tak pelak, pelasaran gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dipenuhi para pelanggar yang ingin mengurus sidang tilang. Mereka berdesak-desakan masuk ke ruang sidang, namun petugas setempat menghalangi mereka dengan alasan kerepotan.
"Nanti pak sabar, antri dulu ambil nomor jangan berebut," kata seorang petugas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Namun disayangkan, perlakuaan istimewa diberikan kepada para calo yang biasa mangkal di pengadilan tersebut. Mereka dengan leluasa masuk ke ruang sidang untuk mengambil tilang SIM maupun STNK. Bahkan tanpa malu-malu, para calo tersebut melakukan transaksi menawarkan jasa pengambilan sidang tilang dengan tarif bervariasi mulai dari Rp 75 ribu hingga Rp 150 ribu.

"Kalau mau cepat silahkan titip nanti sore bisa diambil, nanti saya hubungi kalau sudah diambil SIM atau STNK-nya yang ditilang," kata Rohana (34) yang dikenal kesehariannya menjadi calo sidang tilang setiap Jumat tersebut sembari menyalin sejumlah nomor telepon para pengurus tilang yang ingin menggunakan jasa percaloaannya.

Akibat kemudahan yang diberikan petugas sidang tilang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kepada para calo tersebut membuat geram yang lainnya sehingga sempat terjadi kericuhan. "Ini bagaimana sih masa calo yang dilebih dahulukan, jangan-jangan mereka semua menyetor kepada petugas di dalam," teriak para pelanggar lalu-lintas yang akan mengambil sidang tilang karena kesal.

Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, petugas lalu meminta mereka mengumpulkan bukti tilang tanpa harus mengantri mengambil nomor. "Ya sudah kumpulkan saja semua nanti dipanggil satu-satu," kata salah satu petugas.

Sementara itu salah satu petugas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang enggan menyebutkan namanya menjelaskan, di luar Operasi Patuh Jaya, pengadilan hanya menangani sekitar 3000 hingga 4000 kasus setiap Jumat-nya, namun kali ini pengadilan harus menangani 10.936 kasus, atau sekitar tiga kali lipat dari biasanya.

"Hari ini mungkin bisa dibilang hari paling sibuk pengadilan, karena angka 10.936 itu bisa dibilang angka jumlah kasus paling tinggi yang pernah ditangani pengadilan," katanya.

Untuk menangani 10.936 kasus itu, pengadilan menyediakan dua orang hakim, atau bisa dibilang satu orang hakim akan menangani sekitar 5.5468 kasus pada hari ini.

Untuk pelayanan sidang tilang itu, petugas siap untuk menggelar pengadilan hingga larut malam. Ia memprediksi bahwa semua sidang akan selesai dilaksanakan hingga pukul 20.00 wib. (dya)
Related Posts with Thumbnails