Senin, 22 Februari 2010

Tol Kebonjeruk-Penjaringan Resmi Difungsikan

JAKARTA, MP - Harapan warga Jakarta untuk terbebas dari kemacetan, saat ini perlahan-lahan mulai berkurang seiring dengan difungsikannya Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) West-1 Kebonjeruk-Penjaringan yang diresmikan penggunaannya oleh Wapres Boediono. Proses pembangunan tol sepanjang 9,7 kilometer dan menghabiskan biaya Rp 2,2 triliun ini memakan waktu hampir lima tahun, di mana untuk pemasangan tiang pancangnya sendiri dilakukan pada tahun 2005.

Acara peresmian Tol JORR W-1 Ini juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf.

Selain Tol JORR W-1 yang telah selesai pengerjaannya, masih ada lima proyek Pekerjaan Umum (PU) di tempat lain yang selesai dalam waktu hampir bersamaan, antara lain Jalan Lintas Karawang, Jembatan Layang Cut Meutia, Jembatan Layang Cengkareng, Jembatan Cibodas, dan Jembatan Batanghuni Jambi.

Dalam Sambutannya, Wapres Boediono mengatakan, keenam proyek PU itu sangat penting karena menjadi bagian dari penuntasan sistem perhubungan di Indonesia. "Kami ucapkan terimakasih atas penyelesaian enam proyek secara bersamaan kepada Departemen PU beserta mitra kontraktor BUMN dan swastanya," ucap Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia, saat meresmikan Tol JORR W-1 di Gerbang Tol Kayu Besar, Jakarta Barat, Senin (22/2).

Dikatakannya, proyek yang bersifat menghubungkan bagian antar daerah itu merupakan program prioritas pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu II.

Program-program itu, sambung Wapres, tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Di mana program prioritas itu tak lain adalah pembangunan infrastruktur, termasuk sarana transportasi.

"Bapak Presiden menyebutnya dengan konektivitas domestik," tegas mantan Gubernur Bank Indonesia itu yang hadir mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Wapres menambahkan, konektivitas domestik merupakan bagian dari sistem logistik nasional yang meliputi hubungan transportasi darat, laut, udara, dan teknologi informasi. Peranannya pun dianggap
penting dalam mendukung sistem perekonomian nasional. Sebab, sistem logistik yang efisien memberi dampak efisiensi pada kemajuan perokonomian.

Lanjutnya, dengan sistem transportasi yang efisien, akan memperlancar distribusi barang dan jasa dengan biaya murah. Jika perekonomian dalam negeri lancar, maka produk-produk dalam negeri akan mampu bersaing dengan produk dari luar negeri.

Selain itu, efektivitas sistem transportasi nasional juga akan memperlancar pemerataan pembangunan di dalam negeri dan menyatukan perekonomian dalam negeri menjadi satu kesatuan yang utuh.

"Efisiensi, equity, dan unity, meupakan hal yang kita dambakan dalam perokonomian kita dengan cara membangun infrastruktur yang efisien,”tuturnya.

Terkait penataan transportasi perkotaan, Wapres Boediono mengatakan, harus diselesaikan dengan membangun jalan-jalan baru seperti jalan tol. Tetapi, menurut Boediono, itu tidak langsung memecahkan masalah dasar, tapi hanya membantu sedikit.

Sebab yang terpenting, harus ada pemikiran bagaimana meningkatkan sistem transportasi publik. Karena itu, transportasi umum menjadi kunci penyelesaian masalah transportasi perkotaan. "Itu kita pikirkan termasuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) yang sedang dimulai pembangunannya, termasuk merevitalisasi kereta api perkotaan,” jelasnya

Direktur Keuangan PT Jakarta Lingkar Barat (JLB) Danni Hasan mengatakan, untuk membangun Jalan Tol JORR W-1 menelan biaya Rp 2,2 triliun. Seluruh biaya itu murni dari pihak swasta yaitu PT JLB. Menurutnya, ada tiga konsorsium yang tergabung dalam JLB, yaitu PT Bangun Cipta Sarana dengan kepemilikan saham 52 persen, PT Marga Utama Nusantara (Bosowa) dengan 25 persen saham, serta Jasa Marga 23 persen saham. Selain pelaksana pembangunan,
JLB juga sebagai operator JORR W-1.

Pembangunan JORR W-1, sambungnya, berawal pada 2005 dengan pemasangan beberapa tiang pancang. Proyek itu berlanjut secara intensif pada 2007 dan selesai secara keseluruhan pada awal tahun ini. Pada jalan tol sepanjang 9,7 km itu akan diberlakukan tarif dengan sistem terbuka. Untuk kendaraan Golongan I Rp 7.000, Golongan II Rp 10.500, Golongan III Rp 14.000, dan Golongan IV Rp 21.000. "Memang satu pekan lalu digratiskan. Namun dalam minggu-minggu ini tarif resmi akan diberlakukan,” tandasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails