JAKARTA, MP - Ratusan karyawan harian Berita Kota menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Pusat Harian Kompas, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan. Mereka menuding pembelian itu untuk menghentikan persaingan bisnis yang telah terjadi sekitar 10 tahun.
"Langkah kami itu kami nilai sebagai tindakan kalap dari sebuah perusahaan raksasa dalam menghadapi media kompetitornya," ujar koordinator aksi Edison Siahaan di depan Kantor Kompas, Jakarta Barat, Selasa (16/2).
Menurut Edison, mantan pekerja di Harian Berita Kota melihat ada motif lain di balik pembelian 'koran kriminal' yang mendapat rangking empat koran terbesar di Jakarta menurut survey AC Nielsen. Maka itu, massa ingin bertemu dengan petinggi Kompas untuk mendapat penjelasan maksud pembelian.
"Kami menduga motif pembelian Berita Kota adalah untuk menghentikan usaha kami yang sudah berdiri 10 tahun," ujar dia.
Dalam aksi demo ini, tiga orang perwakilan Berita Kota masing-masing, Edison Siahaan, Hasanudin dan Suhartono Sanyoto diterima pihak managemen Kompas.
Menurut Edison, pihak Kompas berjanji akan membicarakan aspirasi eks karyawan Berita Kota dengan Rudi Susanto, selaku bos Berita Kota yang lama.
Pantauan di lapangan, ratusan karyawan eks Berita Kota terus berorasi sambil membentangkan spanduk dan poster. Hujan yang mengguyur lokasi tak mengurunkan niat mereka untuk berdemo. Satu per satu massa pendemo mulai berdatangan selepas hujan reda.
Seperti diketahui, PT Metrogema Media Nusantara (MMN), penerbit Koran Warta Kota dari Kelompok Kompas Gramedia telah membeli perusahaan penerbit Koran Berita Kota, PT Pena Mas Pewarta (PMP).
“Baru hujan air, hujan peluru saja kami akan tetap berjuang untuk membela kepentingan hak kami,” ujar Mumu, salah seorang karyawan Berita Kota dengan nada tinggi.(red/*b8)
Selasa, 16 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar