Selasa, 09 Februari 2010

Kawasan Jakarta Barat Rawan Diare

JAKARTA, MP - Kasus diare nampaknya tidak bisa dianggap remeh warga Jakarta Barat. Penyakit yang kerap muncul di musim banjir ini memang harus diwaspadai warga. Terlebih di Jakarta Barat terdapat 196 titik lokasi rawan banjir. Bahkan sepanjang tahun ini, penderita diare di empat kecamatan di wilayah itu sudah mencapai 644. Angka ini terbilang sangat tinggi dibanding di wilayah Jakarta Timur pada perode yang sama yang hanya mencapai 365 penderita di sepuluh kecamatan.

Dari total penderita diare di Jakarta Barat, wilayah Tambora menduduki peringkat pertama dengan 242 penderita. Disusul Cengkareng 161 penderita, Palmerah 181 penderita, dan Kembangan 58 penderita.

"Empat kecamatan lainnya tidak ada laporan penderita diare. Jumlah itu berdasarkan kunjungan pasien dengan keluhan diare di puskesmas masing-masing kecamatan,” ungkap Yenuarti Suaezi, Kasudin Kesehatan Jakarta Barat.

Tingginya kasus diare di Tambora, kata Yenuarti, disebabkan kondisi lingkungan di Kecamatan Tambora yang sangat padat sehingga sangat rentan dengan penyakit tersebut. Apalagi, sejauh ini baru 60 persen warga Tambora yang menggunakan air PAM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Perilaku hidup kurang sehat juga sering dijumpai di wilayah itu. Jadi, dari tahun ke tahun penderita diare di Tambora terbilang tinggi," katanya.

Sedangkan di tahun 2009 pihaknya mencatat, angka tertinggi penderita diare diduduki Kecamatan Kebonjeruk dengan 860 pasien, Kecamatan Tambora 532 pasien, Kalideres 501 pasien, Grogolpetamburan 481 pasien, Kembangan 277 pasien, dan Palmerah 185 pasien. "Untuk mengantisipasi diare, kami telah distrubusikan oralit ke puskesmas kecamatan masing-masing yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan," ungkapnya.

Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, jumlah penderita diare masih dalam taraf standar dan belum ada lonjakan yang berarti. Hingga minggu ke-6, pihak rumah sakit merawat 12 pasien saja. “Semuanya telah sembuh dan meninggalkan rumah sakit. Tidak ada lonjakan berarti di sini," ungkap Nurabadi, Direktur RSUD Cengkareng.

Nurabadi menambahkan, meski jumlahnya tidak banyak pihak rumahsakit tetap melakukan antisipasi dini dengan menyiapkan 50-75 tempat tidur. "Kita selalu berkoordinasi dengan Sudin Kesehatan Jakbar dalam penanggulangan sejumlah penyakit seperti demam berdarah dan diare. Apalagi, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) untuk penyakit-penyakit tersebut, kita pasti berkoordinasi," tandasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails