JAKARTA, MP - Tingginya intensitas hujan yang mengguyur Jakarta sejak pagi, mengundang minat seekor ular sanca kembang keluar dari sarangnya. Hewan melata raksasa dengan panjang 4,5 meter dan berat mencapai 70 kilogram itu, tiba-tiba saja menggemparkan warga RT 002/11, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Oleh warga sekitar, ular itu langsung diamankan warga karena dikhawatirkan akan memakan korban.
Hewan itu pertama kali ditemukan Tono (50), warga RT 002/011 dari sebuah rawa yang tidak jauh dari rumahnya. Namun, karena ukuran ular yang terbilang besar membuat nyali Tono menjadi ciut.
Dia pun menginformasikan temuan itu kepada warga lain. Bersama 10 warga, dia akhirnya memberanikan diri menangkap hewan tersebut. Tapi, sayangnya saat akan ditangkap, ular itu malah kabur.
Warga yang tidak kehilangan akal, akhirnya mencari keberadaan ular itu ke rumah-rumah warga lain. Usaha ini membuahkan hasil. Ular tersebut ditemukan di rumah warga bernama Pandi (27). Lebih, mengerikan lagi saat akan ditangkap, ternyata ular itu sedang melilit tubuh mungil seekor kucing dengan gerakan seperti ingin menyantap.
Melihat pemandangan itu, tanpa menunggu komando warga beramai-ramai langsung menangkap ular tersebut. Upaya ini pun membuahkan hasil, dan warga langsung mengamankan ular itu ke dalam sebuah kandang kayu yang telah diberi kawat. “Saya yang melihat ular itu pertama kali, daripada memakan korban lebih baik ular itu diamankan,” ujar Tono, Senin (25/1).
Saat ini, ular sanca kembang itu telah diamankan di rumah Pandi. Sementara itu, Pandi yang saat ini menyimpan ular itu mengatakan, dirinya bersama warga yang lain telah sepakat akan menjual ular tersebut. Namun, jika tidak ada yang bersedia membelinya, dia dan warga bersepakat akan memberikan ular itu ke kebun binatang. "Kalau tidak ada yang beli, ular ini terpaksa kita berikan ke kebun binatang saja," tuturnya.
Kabar penangkapan ular itu sempat membuat gempar seisi kampung. Beberapa tetangga, mendatangi rumah Pandi hanya untuk melihat lebih dekat keberadaan ular tersebut. Pandi dan sejumlah warga yang telah menangkap ular pun mencium aroma uang, dan berinisiatif meletakkan sebuah kotak sebagai tempat penyimpanan uang bagi warga yang ingin melihat tontonan tersebut. Meski tidak ditarif beberapa warga ada juga yang terlihat menaruh uang antara Rp 1.000 hingga Rp 2.000. “Lumayan ada yang ngasih duit, yang penting ikhlas. Uangnya buat biaya makan ular tersebut,” tandas Pandi. (red/*bj)
Senin, 25 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar