Senin, 04 Januari 2010

Pemkot Jakbar Prioritaskan Penanganan Banjir

JAKARTA, MP - Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat, pada tahun anggaran 2010 akan memprioritaskan program penanggulangan banjir. Ini sebagai tindak lanjut dari program 2009 yang belum tuntas. Sedikitnya masih ada 16 titik rawan banjir di wilayah tersebut yang harus diminimalisir pada tahun 2010.

Walikota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan, mengatakan, salah satu upaya untuk meminimalisir titik banjir adalah dengan melakukan normalisasi saluran air dan menertibkan bangunan liar yang berdiri di atasnya. "Masalah banjir masih menjadi prioritas utama untuk ditanggulangi di tahun 2010 ini," kata Djoko Ramadhan, Senin (4/1).

Djoko mengakui, banjir merupakan salah satu masalah terberat sekaligus terpenting. Sebab masalah ini berkaitan erat dengan berbagai program yang direncanakan, khususnya program pembangunan infrastruktur. Contohnya, pembangunan jalan, meski jalan sudah dibangun namun ternyata masih datang banjir. Maka pembangunan itu akan sia-sia karena saat terendam banjir jalan yang sudah selesai dibangun dengan baik akan kembali rusak.

"Jika masalah banjir ini benar-benar dapat diatasi, maka program pembangunan lain yang dijalankan dapat menuai hasil yang maksimal, begitu juga sebaliknya," ujarnya. Selanjutnya, ia mengajak semua pihak dan instansi terkait untuk memprioritaskan penanggulangan banjir, agar masalah ini benar-benar bisa dituntaskan.

Perbaikan saluran air dibarengi dengan pengerukan dan memfungsikan pompa-pompa air serta penambahan lubang resapan biopori. "Kalau semua saluran air yang ada di Jakarta Barat berfungsi dengan baik, maka banjir akan dapat diatasi. Sehingga pengerjaan program-program lain dapat menuai hasil maksimal," ucapnya.

Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat, Heryanto menegaskan, program penanggulangan banjir akan terus dikebut di awal 2010 ini. Salah satunya dengan menuntaskan upaya normalisasi saluran air yang ada. Dari delapan kecamatan yang ada, baru enam kecamatan yang rampung pengerjaan saluran airnya pada 2009 lalu. Sehingga masih ada dua kecamatan yang belum tuntas, yakni Kecamatan kalideres dan Cengkareng. "Untuk itu kita akan melakukan normalisasi saluran air di dua kecamatan tersebut dalam waktu dekat ini," tegasnya.

Dari data Sudin PU Tata Air Jakarta Barat, 16 titik rawan banjir yang masih mengancam Jakarta Barat pada 2010 ini antara lain, Tegalalur, Kapuk, Jelambar, Grogol, Durikepa, Pinangsia, Tangki dan Manggabesar. Kemudian Tomang, Kotabambu Utara, Rawabuaya, dan Duriutara. Selain itu Palmerah, Kelapadua, Meruyaselatan dan Semanan. Sementara, untuk saluran air yang belum dilakukan normalisasi hingga 2010 ini terdapat di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kalideres dan Kecamatan Cengkareng. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails