Sabtu, 15 Agustus 2009

Tangki Wood, Pusat Hiburan dan ‘Surga’ Narkoba

JAKARTA, MP - Ternyata banyak warga Jakarta yang tidak tahu bahwa di Jakarta ini dulunya ada daerah komunitas industri perfilman layaknya Hollywood, Amerika Serikat. Itu terjadi di masa lalu, tepatnya di era tahun 1940-an. Tangki Wood, demikian nama daerah itu yang kini dinobatkan warga sekitar seiring bergulirnya waktu menjadi nama sebuah jalan di bilangan Jakarta Barat.

Ya, tepatnya kawasan Tangki Wood tersebut berada di Kelurahan Tangki, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, bersebelahan dengan Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari, Jalan Mangga Besar Raya, Jakarta Barat. Lokasi hiburan ini juga tidak asing di telinga warga Jakarta. Namun, sayangnya nama kawasan itu kerap diidentikkan sebagai daerah rawan peredaran narkoba dan bukan sebagai kawasan perfilman seperti tempo dulu.

Hal itu ditandai dengan banyaknya pemakai maupun pengedar narkoba yang berhasil ditangkap petugas kepolisian dari daerah tersebut. Tentu saja, daerah itu menjadi ‘sorga’ bagi para pengedar narkoba. Pasalnya, daerah itu berdekatan dengan komplek hiburan malam.

Tak pelak, suasananya kini sudah jauh berbeda tidak ada lagi komunitas film di sana. Yang ada adalah ‘hutan’ beton dan pusat hiburan malam. Tak kurang dari 193 tempat hiburan berada di kawasan tersebut. Tak pelak, kondisi itu lah yang membuat kawasan itu berpeluang menjadi daerah rawan peredaran narkoba.

“Tidak bisa dipungkiri, kawasan ini memang rawan peredaran narkoba. Dan kami sudah kerap menangkap para pemakai dan pengedar di kawasan tersebut. Namun tampaknya tak pernah jera, mungkin dikarenakan permintaan cukup tinggi di kawasan ini sebab berada di tengah-tengah pusat hiburan malam,” jelas Hasan Tiro, tokoh masyarakat di kawasan Tangki.

Pria yang juga Ketua RW 04 ini mengakui, pemakai dan peredaran narkoba di kawasan Tangki Wood sudah sangat mengkhawatirkan. “Bisa dikatakan seperti menjual kacang goreng. Ironisnya, mereka melakukan transaksi secara terang-terangan di pinggir jalan. Tak dipungkiri, para pengedar dan pemakai narkoba ini juga berupaya mendekati beberapa pemuda sekitar dengan memberikan imbalan untuk melancarkan bisnis haramnya tersebut,” katanya.

Kondisi itu, sambung Hasan, membuat resah warga Tangki. Dan untuk itu pihaknya bersama-sama Ketua RW lainnya dengan Kelurahan Tangki pernah menggelar razia yang tentunya melibatkan polisi. “Ada beberapa yang kedapatan menyimpan narkoba di tempat kos-nya langsung digiring ke Polsek Tamansari,” ungkapnya.

Namun demikian, para pengedar narkoba tetap lihai dalam menjalankan aksinya di kawasan Tangki tersebut. Dengan menggunakan kode-kode tertentu, para pengedar dan pemakai masih bisa bertransaksi. “Dan melalui tim khusus yang terdiri dari tokoh masyarakat, RT, RW, dan Hansip kerap melakukan pemantaun dan patroli. Jika ditemukan hal-hal mencurikan kami melapor ke pihak kepolisian,” tambah Waras Wahyudi, Ketua RT 09/RW 02.

Ia mengakui, para pengedar narkoba itu cukup pandai mengelabui petugas hansip maupun kelurahan. Dengan menggunakan kode-kode khusus, seperti memukul tiang listrik sebanyak tiga kali. “Para bandar narkoba sudah tahu para pembelinya, jadi ketika ada order para pembelinya cukup memukul tiga kali tiang listrik yang ada di dekat kantor kelurahan. Kode itu menandakan pembeli mengorder tiga paket sabu-sabu yang diberikan secara berpapasan,” ujarnya mengisahkan.

Tangki Wood Tempo Dulu

Untuk sekedar menilik ke belakang, di lokasi Tangki Wood yang kini menjadi Jalan Tangki Lio Timur, pernah tinggal para aktor film ternama di Indonesia, yaitu Tan Tjeng Bok, Fifi Young, Raden Mochtar, Kartolo – Miss Rukiati (orangtua kandung penyanyi Rahmat Kartolo), Moch. Mochtar, Hadidjah (ibu kandung pemain biola terkenal Idris Sardi), M. Bissu, H. Misbach Jusa Biran, Mak Wok, Netty Herawati, Bing Slamet, Eddy Sud, Ateng, Iskak, dan masih banyak lainnya.

“Semuanya sudah almarhum, tinggal Leila Sari yang kerap tampil menjadi nenek ‘genit’ di sinetron. Saat ini, dia masih tinggal di RT 03/RW 04,” jelas Hasan Tiro yang juga yang kini sudah berusia 72 tahun dan masih tampak bugar ini didampingi Waras Wahyudi, Ketua RT 09 ini.

Keduanya dikenal sebagai sesepuh di daerah Tangki Wood. Ya, sebut saja Hasan Tiro yang sejak lahir sudah tinggal di daerah itu dan tidak asing lagi dengan kehidupan seluk beluk kawasan Tangki Wood dan sekitarnya. “Daerah ini sebelumnya bernama Jalan Kali Beton dan masih masuk wilayah Kelurahan Kebun Jeruk pada tahun 1950-an,” jelas Hasan Tiro.

Ia menuturkan, dulunya di kawasan Tangki Wood terdapat hutan yang kerap dijadikan lokasi syuting film. Komunitas insane film kala itu pun sepakat untuk menobatkan kawasan Jalan Kali Beton menjadi ‘Tangki Wood’ pada tahun 1960-an.

“Malah warga kampung sini pernah ikutan main film seperti si Pitung dan Panji Tengkorang. Kalau tidak salah, di seberang Jalan Mangga Besar Raya terdapat dua perusahaan film. Kawasan sini akan dijadikan sebagai pusat industri film dan hunian para insan film maka dinobatkanlah, Tangki Wood layaknya Holywood,” timpal Waras Wahyudi.

Ia menambahkan, label ‘Tangki Wood’ untuk kawasan yang kala itu masih dikelilingi perairan dengan jalur anak sungai muara Jakarta itu didukung dengan kehadiran lokasi tempat hiburan rakyat NV Broven Handels Matscapay Princes Park (THR Lokasari-sekarang), di mana tempat itu merupakan arena hiburan sekaligus pentas panggung para artis komunitas Tangki Wood, seperti pergelaran tradisional lenong, tari topeng, laes (akrobatik), dan layar hidup (pemutaran film di alam terbuka-red).

“Di lokasi itu juga sudah ada penginapan dan bar, yang kala itu banyak dikunjungi para pasukan Jepang, Belanda, dan Inggris sehingga tidak pernah sepih dari pengunjung. Karena pusat hiburan kala itu hanya ada di NV Broven Handels Matscapay Princes Park ini saja,” tambah Hasan Tiro.

Tetapi seiring bergulirnya waktu, Tangki Wood, yang rencananya akan dijadikan kawasan seniman film, tidak terwujud. Apalagi para seniman film seperti Tan Tjeng Bok, Fifi Young, Raden Mochtar, dan yang lainnya meninggal dunia. “Tangki Wood kini hanya berhasil diabadikan menjadi nama jalan yaitu, Jalan Tangki Wood dengan tiga gang,” katanya.

Dengan luas kawasan sekitar 3.749 m2 yang dibagi 82 Rukun Tetangga (RT) dan 7 Rukun Warga (RW), dengan jumlah penduduk 20.532 jiwa terdaftar di Kelurahan Tangki, Kecamatan tamansari, Jakarta Barat, itu diakui Lurah Tangki Mas’ud Effendi, S.sos, kehidupan warga cukup harmonis. Tidak pernah terjadi konflik horizontal.

“Walaupun berada di tengah-tengah kehidupan hiburan malam, warga di sini harmonis saja. Kalaupun ada keributan, biasanya datang dari orang luar. Ya, karena di sini pusat-nya hiburan malam ditambah lagi tempat kos-kos-an tidak menutup kemungkinan berpeluang adanya bisnis narkoba. Namun demikian, kami tetap tanggap, jika ada kedapatan memakai maupun menjual, langsung ditangkap dan dilaporkan pada kepolisian terdekat,” katanya.

Hal serupa juga diakui Kapolsek Tamansari, Kompol Wijonarko Sik, mengatakan kawasan Mangga Besar, termasuk daerah Tangki merupakan daerah rawan peredaran narkoba. Selain lokasi-nya yang berada di tengah-tengah pusat hiburan malam, banyak juga tempat kos-kosa-an yang tidak menutup kemungkinan dijadikan tempat memakai narkoba atau bertransaksi.

“Kami tetap melakukan patroli dengan menggandeng masyarakat sekitar untuk membantu memberikan informasi. Jika melihat atau mengetahui ada transaksi narkoba segera laporkan ke polisi. Dan kami akan segera menanggapi laporan itu dengan menangkap para pengedar narkoba terserbut,” tandas Wijonarko yang mengaku saat ini sudah membentuk Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM).

“Dalam pemberantasan narkoba, polisi sangat membutuhkan bantuan dan keterlibatan langsung masyarakat, khususnya dalam memberikan informasi. Karena masalah narkoba ini adalah masalah kita bersama.” Katanya.

Dan dengan adanya tim khusus pemantau wilayah dan FKPM, kawasan Tangki Wood sudah bisa dikatakan tak lagi menjadi etalase narkoba. “Ya, setahu saya sekarang sudah berkurang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, kami belum berani mengatakan bersih, karena bisa saja mereka masih bertransaksi dengan trik-trik tertentu. Meskipun demikian, kami tetap pantau jika ada ditemukan langsung kami laporkan pada pihak berwajib,” tandas Ketua RT 09, Waras Wahyudi.(jack)

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails