Tubuh Weni mendadak lunglai. Ia tak tahu mesti berbuat apa lagi begitu mengetahui ibunda tercinta ikut menjadi korban amukan si jago merah bersama enam karyawan lainnya. Isak tangis pun pecah tatkala polisi mengangkat jenazah Suwarni dalam kondisi hangus terbakar. Wanita berusia 19 tahun itu terlihat pasrah dan hanya bisa menangis disandaran salah satu temannya.
Perasaan tidak bisa menerima kenyataan itu begitu kuat dalam pikiran Weni. Sampai-sampai ia tak bisa mengucapkan kata-kata. Maklum setelah lulus SMA, kebersamaan dengan sang ibunda tercinta baru ia jalani hanya beberapa bulan. Sedangkan sang ibu telah bekerja di restoran Soto Lamongan itu sudah lebih dari lima tahun sebagai juru masak. "Saya baru bekerja di sini (restoran Soto Lamongan-red) setahun," katanya terbata-bata.
Tentu kepergian Suwarni menyisakan luka yang mendalam bagi Weni. Apalagi, sang ibunda juga sangat sayang terhadap dirinya. Hal itu terlihat pada niat sang ibu yang ingin menguliahkan Weni ke salah satu perguruan tinggi di ibu kota. Tapi apa hendak dikata, sang ibu sudah meninggal dunia. Dan Weni pun hanya bisa berdoa. Bahkan, Weni hanya bisa terisak saat ditanya di mana keberadaan sang ayah.
Sejak peristiwa ini terjadi, gadis berkulit hitam manis itu mengaku sudah tak mempedulikan lagi bagaimana kelanjutan rencana kuliahnya. Bahkan, ia tak punya lagi pikiran segar mau seperti apa ia ke depan. Hanya perasaan kehilanganlah yang menyala-nyala dalam dirinya. "Saya belum tau mau berbuat apa lagi setelah kejadian ini," sela Weni.
Bersama teman-temanya, saat ini tengah menunggu kabar dari pihak kepolisian terkait rencana pemulangan jenazah sang ibu ke kampung halaman di Malang, Jawa Timur. Kendati demikian, ia juga belum tahu kapan sang ibu akan dipulangkan dan dikebumikan. "Saya mau ikut pulang (kampung-red) bareng ambulan," harapnya.
Peristiwa kebakaran yang merenggut nyawa tujuh karyawan ini juga menyisakan duka bagi 38 karyawan restoran Soto Lamongan lainnya. Mereka juga tidak tahu harus bagaimana ke depan. Sebab, tempat mereka bekerja ludes terbakar si jago merah dan mereka juga terancam kehilangan pekerjaan.
Kebakaran hebat yang terjadi akibat ledakan kompor gas ini memang sangat memprihatinkan. Selain tujuh karyawan meninggal dunia, dua orang yang menderita patah tulang juga tengah mendapat perawatan intensif di RS Alkamal, Kebonjeruk.
Terkait korban meninggal dunia, Walikota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan, berjanji akan membantu pemulangan jenazah ke daerah asal dan akan memberikan santunan kepada keluarga korban sebesar Rp 1,5 juta. "Korban bukan penduduk Jakbar, tapi dari luar daerah," ujarnya. (mp/*b)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar