Jumat, 19 Juni 2009

Pangkalan Pasir Dikeluhkan Warga

JAKARTA, MP - Tak dapat dipungkiri, kemacetan di Jl Pesing Koneng, Kedoyautara, Jakarta Barat, cukup meresahkan para pengguna jalan dan warga sekitar. Setiap hari, tak kurang dari belasan truk pasir hilir mudik di kawasan itu. Sebab, di sepanjang jalan tersebut terdapat banyak pangkalan pasir.

Akibatnya, kemacetan cukup parah. Apalagi, lebar jalan hanya sekitar 5 meter, sedangkan truk pasir yang bongkar-muat lebarnya mencapai 2,5 meter. Karenanya tak heran jika ada satu truk pasir yang sedang mangkal, pasti arus lalu lintas tersendat.

"Setiap hari di sini banyak sekali truk-truk pasir yang ngetem untuk mengisi atau menurunkan pasir. Jalanan jadi macet, kadang saya juga merasa kesal tapi mau gimana lagi?" ujar Dwi Purwanto, warga RT 05/08, Kedoyautara, Jumat (19/6).

Menurut Dwi, kemacetan di sepanjang Jl Pesing Koneng tidak mengenal waktu. Apalagi, kalau lagi ramai pembangunan, kemacetan bisa sampai berjam-jam. "Pokoknya tiap hari macet. Saya melewati tempat itu dan selalu macet," katanya.

Selain menyebabkan kemacetan, debu-debu bongkar muat juga membuat lingkungan sekitar menjadi kumuh dan jorok. Dan tak jarang juga yang mengeluhkan banyaknya debu itu. "Saya sudah sering kelilipan kena percikan debu pasir itu," tutur Dwi.

Salah seorang mandor depo pasir, Dahlan (57), mengatakan, depo pasir di wilayah ini sudah ada sejak belasan tahun lalu. Pada umumnya, pasir didatangkan dari wilayah Tangerang dan dijual kepada warga yang ingin membangun rumah. Bahkan, ada juga sebagai pemasok pembangunan sebuah proyek. "Saya sudah kerja di sini belasan tahun," ungkapnya.

Dahlan juga menolak kalau aktivitasnya dituding mengganggu lalu lintas dan menimbulkan polusi udara. Sebab, selama ini belum ada warga yang protes. "Warga tidak pernah ada yang protes dan saya rasa mereka sudah biasa dengan pangkalan pasir ini," kilahnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat, Bobby Aryono, berjanji akan segera mengecek lokasi. Jika benar akivitas mereka dilakukan di trotoar, maka akan segera ditertibkan. "Tentu tidak boleh jualan di trotoar. Apalagi trotoar dijadikan pangkalan pasir, nanti warga yang mau jalan harus lewat mana? Jadi pasti kita tertibkan," kata Bobby.

Dalam pengecekan tersebut, Bobby akan berkoordinasi dengan lurah setempat. Setelah didapati bukti pelanggaran, maka akan dilakukan tindakan. "Saya akan melakukan pengecekan terhadap keberadaan depo pasir di Jl Pesing Koneng itu. Dan tentunya saya akan berkoordinasi dengan lurah," katanya.

Dari pantauan beritajakarta.com, di sepanjang Jl Pesing Koneng sedikitnya terdapat lima pangkalan pasir. Setiap pangkalan rata-rata memakan trotoar jalan. Sehingga, para pejalan kali harus turun ke badan jalan saat melintas di kawasan tersebut. Belum lagi, setiap pangkalan, setiap hari melakukan aktivitas bongkar muat sebanyak tiga kali. Akibatnya, kemacetan tak terelakkan. (mp/*b)

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails