Kamis, 28 April 2011

Museum Tekstil Kotor, Lurah dan Camat Dimarahi

JAKARTA, M86 - Sebagai tempat yang menyimpan koleksi benda-benda antik dan bersejarah, kondisi Museum Tekstil di Jalan KS Tubun, No 4 Palmerah, Jakarta Barat, terlihat sangat memprihatinkan. Banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang memenuhi trotoar museum sehingga bangunan bersejarah itu tertutup oleh kehadiran lapak pedagang membuat Asisten Perekonomian dan Administrasi, Jakarta Barat, Eldi Andi, marah kepada lurah dan camat yang mendampinginya ke tempat tersebut.

Selama ini para pedagang itu terlihat leluasa menjajakan dagangannya setiap hari sejak pagi hingga malam. Mulai dari tukang sol sepatu, pakaian, sandal, aksesoris wanita, CD, rokok, pecel lele dan lain sebagainya berusaha mencari pembeli tanpa menghiraukan kebersihan dan keindahan tempat wisata itu. Bahkan, tak jarang para pembeli membuang sampahnya ke saluran, sehingga saluran terlihat kotor dan mampet.

“Ini sudah keterlaluan kok bisa-bisanya PKL menggelar lapaknya di atas trotoar. Selain itu juga saluran kotor kok dibiarkan,” ungkap Eldi dengan nada kesal, saat melakukan kunjungan ke museum tersebut.

Camat Palmerah, Hatoya, berdalih pihaknya sudah berulangkali melakukan penertiban terhadap PKL, khususnya yang berdagang di seputar lokasi museum. Namun, mengingat wilayah tersebut sangat berdekatan dengan terminal membuat tak lama lokasi yang sudah tertib kembali ditempati PKL.

“Berbagai upaya penertiban sudah sering kami lakukan. Dari mulai mengangkut lapak hingga memberikan sanksi berupa tindak pidana ringan (tipiring) dengan melakukan denda saat penertiban. Tapi tetap saja PKL membandel dan berdagang kembali,” jawabnya.

Namun, upaya menertibkan pedagang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, beberapa PKL yang kerap berdagang di sana mengaku tidak gratis untuk bisa berdagang di tempat tersebut. Saryo (40), pedagang soto mengaku, biasanya pedagang dimintai uang setiap hari oleh sejumlah oknum dengan besaran Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu. “Saya tidak tahu orang tersebut dari mana. Tapi yang jelas katanya sebagai uang kebersihan, keamanan dan listrik,” tandasnya. (dya)

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails