Kamis, 14 Oktober 2010

Rusunawa Cengkarengbarat Terbengkalai

JAKARTA, MP - Keberadaan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta di Cengkarengbarat, Cengkareng terbengkalai. Sebab, sejak dibangun Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah Provinsi DKI Jakarta tahun 2007 lalu, rusunawa itu belum dapat ditempati karena belum terpasang aliran air dan listrik. Akibat belum ditempati, rusunawa itu mengalami penjarahan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab sebanyak dua kali yakni tahun 2008 dan 2009 lalu.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, Agus Subandono membenarkan telah terjadi penjarahan sebanyak dua kali. Penjarahan terjadi karena tidak ada pengawasan khusus dan belum ada penghuni di rusunawa tersebut. “Sebenarnya rusunawa ini belum sepenuhnya selesai dibangun. Karena belum ada aliran air dan aliran listrik masuk ke unit rumah yang ada. Tetapi sudah dua kali dijarah pihak yang tak bertanggung jawab,” ujar Agus Subandono.

Belum terpasangnya aliran air dan listrik merupakan faktor utama terhambatnya penyelesaian pembangunan rusunawa. Untuk itu, pihaknya telah meminta PAM Jaya agar menyediakan pasokan air bersih ke Cengkarengbarat. Namun, hingga kini pihak PAM Jaya menyatakan belum sanggup mendistribusikan pasokan air bersih itu ke rusunawa. Padahal, jika aliran air bersih tersedia, maka rusunawa akan dibuka untuk penghuninya dan menyusul aliran listrik dipasang di unit yang telah dihuni.

Sedangkan untuk mencegah tindakan penjarahan, Agus menuturkan, pihaknya memerlukan tindakan darurat untuk menyelamatkan rusunawa yang merupakan aset Pemprov DKI Jakarta. Karena itu, sambungnya, saat ini pihaknya tengah meninventarisir barang-barang yang telah dijarah dan akan menyusun perbaikan yang diperlukan. Setelah itu, rusunawa akan dijaga ketat oleh petugas pengamanan dalam (pamdal). “Kalau tidak dijaga, maka perbaikan yang dilakukan menjadi sia-sia dan mubazir. Selain karena tak kunjung selesai dan ditempati, infrastruktur pendukungnya pun justru dijarah,” katanya.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Bharuna mengatakan, rusuwana Cengkarengbarat hingga saat ini belum satupun unit yang dihuni. Ia pun mengungkapkan, faktor belum terpasangnya jaringan listrik dan air minum menjadi penyebab belum dihuninya rusunawa tersebut. “Oleh karena itu, hingga saat ini belum ada penyerahan secara resmi dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta ke Dinas Kebersihan DKI Jakarta sebagai pemakai rusunawa,” ungkapnya.

Rusun terdiri atas dua blok, berlantai empat, dan berjumlah 200 unit. Dibanding bangunan sekelas, rusun untuk karyawan Dinas Kebersihan ini relatif luas, yakni bertipe 30 dengan dua kamar tidur, kamar mandi, dapur, tempat berjemur, dan balkon. Rusun juga dilengkapi dengan fasilitas modern dan berbagai fasilitas bermain anak.

Eko berharap, rusunawa itu sudah beroperasi sejak tahun 2009 lalu. Namun, melihat kondisi saat ini, dirinya pun ragun rusunawa itu dapat beroperasi akhir tahun ini. “Keberadaan sembilan rusunawa yang sekarang baru bisa menampung sekitar 1.500 petugas atau 50 persennya saja. Padahal petugas kebersihan kami ada sekitar 3 ribu orang,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, M Sanusi mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk menjaga aset miliknya, khususnya rusunawa yang dibangun dengan biaya dari APBD DKI. “Rusunawa harus dioptimalisasikan dan dijaga. Jangan sampai menjadi sia-sia dan menghamburkan anggaran daerah,” katanya. (red/*bj)

1 komentar:

FD HADI mengatakan...

good news...salam hangat tuk jakarta kota tercinta
www.jakartakotajasa.blogspot.com

Related Posts with Thumbnails