JAKARTA, MP - Banyaknya bangunan yang menutup saluran air di wilayah Jakarta Barat membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi setempat bertindak tegas. Ratusan bangunan liar di atas saluran air sepanjang 3 kilometer yang melintasi RW 03, 08, 09, dan RW 10, di Kecamatan Palmerah dibongkar, Selasa (2/12). Ada sekitar 400 bangunan yang dibongkar.
Saluran penghubung yang dikenal warga sekitar dengan sebutan Saluran Sandang itu, nyaris seluruhnya tertutup cor beton. Warga yang tinggal di sekitar saluran menutup saluran menggunakan beton untuk menambah luas rumah mereka. Padahal saluran tersebut memiliki fungsi yang sangat vital, yakni menyalurkan air dari permukiman warga menuju Kali Grogol dan mencegah banjir.
Kedatangan petugas dengan peralatan lengkap, seperti palu dan linggis, membuat warga sempat terkejut. Mereka tidak menyangka pembongkaran akhirnya dilakukan. Sebab, rencana pembongkaran bangunan di kawasan itu sempat molor selama tiga pekan sehingga pemilik bangunan mengira pembongkaran tidak jadi dilakukan. "Saya kira pembongkaran tidak jadi dilakukan," ujar Arif, warga RT 006/10.
Arif mengaku memang telah mendapat surat peringatan dari pihak kelurahan setempat agar segera membongkar bangunan miliknya karena menutup saluran air. Namun peringatan itu tidak digubrisnya dengan harapan pembongkaran urung dilakukan. Tapi ternyata pembongkaran tetap dilakukan. "Saya memang sudah mendapat surat peringatan sejak bulan lalu. Kalau sekarang akhirnya dibongkar, saya hanya bisa pasrah," tuturnya.
Camat Palmerah, Hatoya, mengatakan, pembongkaran ini sudah direncanakan sejak lama, namun baru bisa direalisasikan sekarang. Tertundanya waktu pembongkaran karena menunggu Surat Perintah Bongkar (SPB) dari Walikota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan. Selain itu, pihak kecamatan dan Sudin PU Tata Air juga masih melakukan pendataan secara menyeluruh terhadap jumlah bangunan. "Pembongkaran baru bisa dilakukan sekarang, setelah SPB dari walikota dikeluarkan," ungkapnya.
Dari enam kelurahan di Kecamatan Palmerah, kata Hatoya, setidaknya ada 3 saluran air di tiga kelurahan yang akan dibongkar. Untuk tahap pertama, adalah pembongkaran bangunan di atas saluran air Sandang, RW 03, RW 08, RW 09 dan RW 010, Kelurahan Palmerah. Sedangkan keesokan harinya akan dilanjutkan di saluran air di RW 05 dan RW 09, Kelurahan Jatipulo sepanjang 800 meter dengan jumlah bangunan mencapai 100 bangunan. Terakhir, adalah saluran di RW 04, Kelurahan Kemanggisan yang memiliki panjang 500 meter dengan jumlah bangunan mencapai 100 bangunan. "Saluran yang akan dibersihkan dari bangunan liar terletak di tiga kelurahan, yaitu Palmerah, Jatipulo, dan Kemanggisan," ungkapnya.
Kepala Suku Dinas PU Tata Air, Jakarta Barat, Heryanto, menegaskan, pembongkaran bangunan yang berdiri di atas saluran air di Jakarta Barat akan terus dilakukan. Hal ini untuk menormalisasi aliran air dalam rangka antisipasi banjir. Sejauh ini dari 8 kecamatan, yang sudah dilakukan normalisasi sebanyak 6 kecamatan, yakni Tamansari, Tambora, Grogol Petamburan, Kebonjeruk, dan Palmerah. Sementara untuk Kecamatan Cengkareng dan Kalideres menyusul. "Pembongkaran ini dilakukan untuk menormalisasi saluran air untuk mencegah banjir," tegasnya, Selasa (2/12). (red/*bj)
Rabu, 02 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar