Jumat, 27 November 2009

Kota Tua Dirancang sebagai Kota Seni

JAKARTA, MP - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berusaha memelihara dan mempertahankan peninggalan bersejarah yang ada di Kota Tua. Rencananya Kota Tua akan direvitalisasi dan dirancang menjadi Kota Seni, khususnya sinematografi atau sebagai pusat pembuatan film-fim Indonesia yang saat ini mulai banyak digemari.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Arie Budhiman, menerangkan, sudah saatnya semakin meningkatkan fungsi dan peranan Kota Tua yang selama ini hanya digunakan sebagai tempat wisata maupun kegiatan olahraga atau kegiatan lainnya.

Karena itu, pihaknya berencana menjadikan Kota Tua sebagai kota pusat acara seni budaya, khususnya bidang sinematografi dan pembuatan film-film Indonesia. “Paling tidak, Kota Tua bisa dijadikan Hollywood-nya Indonesia,” kata Arie Budhiman di Jakarta, Jumat (27/11).

Dalam waktu dekat ini, lanjutnya, kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) akan banyak sekali melakukan kegiatan seni di Kota Tua. Mulai dari pembuatan video klip, pagelaran seni, pameran lukisan, hingga pembuatan film komersial maupun dokumenter. Dengan keberadaan mahasiswa seni IKJ tersebut, diprediksi denyut kesenian di Kota Tua akan semakin bertambah, dan semakin banyak orang yang melihat potensi Kota Tua sehingga menarik untuk dikunjungi.

Memindahkan kegiatan pendidikan untuk menghidupkan suatu kawasan terbukti efektif. Arie mencontohkan kawasan Soho di New York. Dulu, sebelum ada kegiatan pendidikan seni di sana, perkembangan kota itu tertinggal dan stagnan. Namun, ketika fakultas seni sebuah universitas dipindahkan ke wilayah itu dan segala kreativitas mahasiswanya dijual di Soho, kini kota itu menjadi pusat kreativitas seni.

Sehingga menjadi hidup dan tidak tampak membosankan. Dampak positif lainnya, katanya, meningkatkan pertumbuhan perekonomian di kawasan tersebut. Bahkan, turis mancanegara lebih sering datang ke kawasan Soho. “Kami akan menjadikan Kota Tua seperti itu. Agar semakin hidup, tidak membosankan, dan menjadi pusat kreatifitas seni,” ujarnya.

Selain itu, dia juga membuka peluang seluasnya untuk pementasan kegiatan kesenian selama 24 jam di Kota Tua. Tidak hanya sinematografi, musik, dan fashion, tetapi kegiatan lain yang mengundang kreatifitas seni anak muda. Jika status Kota Seni sudah disandangnya, maka ke depan Kota Tua akan menjadi pusat industri kreatif.

Arie mengakui dirinya belum mengetahui secara pasti posisi atau letak tepatnya kampus IKJ baru yang akan dibangun di kawasan Kota Tua. Pastinya, tahun depan, sebelum IKJ berdiri, akan lebih banyak lagi acara kesenian yang akan digelar di Kota Tua. Saat ini, beberapa festival sudah digelar seperti Festival Kota Tua, Festival Kesenian Betawi bahkan Car Free Day pun diadakan di kawasan Kota Tua.

Terkait penggunaan lokasi Kota Tua oleh IKJ, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata dan Kebudayaan, Aurora Tambunan, menjelaskan, pada 2012 nanti seluruh mahasiswa IKJ Strata 1 sudah dapat menggunakan area Kota Tua sebagai lokasi kampus yang baru. Namun bagi mahasiswa S2 masih akan tetap belajar di kampus Cikini.

Mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI ini juga menuturkan bahwa saat ini tengah disusun program acara yang akan menarik minat pengunjung dengan tema Weekend Kota Tua. “Pemprov DKI dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga sudah membentuk tim Revitalisasi Bangunan Heritage untuk mengubah 29 bangunan milik pemerintah,” ungkap Aurora.

Untuk tahap pertama, awal tahun 2010 nanti sekitar 5 bangunan akan direvitalisasi untuk pengembangan industri kreatif. Konsepnya, ingin menjadikan Kota Tua sebagai bagian dari industri kreatif serta wadah bagi IKJ untuk membuat pertunjukan atau aksi kesenian lainnya.

Saat ini, di kawasan Kota Tua terdapat 284 unit bangunan kuno. Sebanyak 23 bangunan di antaranya milik BUMN, dan enam bangunan milik Pemprov DKI. Sedangkan sisanya, 255 bangunan milik instansi swasta dan perorangan. Tahun ini memang direncanakan sebagai tahun pencarian kerangka disain pembenahan Kota Tua, sementara tahun 2011 sebagai tahun pelaksanaan pembangunan kawasan terpadu Kota Tua sebagai kawasan warisan budaya leluhur (heritage).

Sedangkan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kota Tua, Chandrian Attahiyat, memaparkan, pada 2008 kemarin, Pemprov DKI telah menganggarkan Rp110 miliar untuk tahap awal revitalisasi Kota Tua. Mayoritas anggaran tersebut atau Rp76 miliar di antaranya untuk penanganan masalah saluran air, seperti saluran air Kali Besar Barat sepanjang 1,2 kilometer. Untuk menunjang sanitasi, Pemprov DKI juga menyediakan pengolahan limbah yang berada di dekat kali sebanyak 4 instalasi pengolahan limbah. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails