Karenanya, penertiban sempat diwarnai aksi anarkis, yakni warga bantaran kali merusak satu WC umum dengan membabi buta. "Kalau mau bongkar! Ya, dibongkar semuanya dong! Jangan pilih kasih gitu," teriak Jali (31), warga RW 03 Kelurahan Tamansari, Selasa (14/7).
Menurut Jali, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat seharusnya bertindak adil. Jika bangunan liar di bantaran anak kali Krukut dibongkar, maka bangunan WC umum yang terletak di bantaran anak kali Krukut juga harus dibongkar. Sehingga, tidak timbul kesan tebang pilih.
"Pembongkaran kok dilakukan setengah-setengah, tidak tegas itu namanya! Apalagi bangunan WC yang ada itu kan komersil karena warga yang menggunakan dipungut bayaran," protes Jali, serya menuturkan setiap warga yang buang hajat dikenakan biaya Rp 1000-2000.
Sementara menurut kelompok kedua, yakni para pemilik WC umum, keberadaan WC umum memang tidak perlu dibongkar. Sebab, keberadaan WC umum sangat dibutuhkan warga sekitar yang pada umumnya tidak memiliki WC. Di samping itu, setiap usaha WC umum sudah dilengkapi dengan septic tank. Sehingga tidak mencemari anak kali Krukut.
"WC umum di sini sudah pada punya septic tank. Jadi tidak perlu dibongkar. Dan WC umum ini juga masih dibutuhkan oleh sebagian warga," kata Ujang, salah satu pemilik WC umum.
Beruntung, aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Tamansari bertindak cepat dan tepat mendinginkan suasana. Sehingga, ketegangan antara kedua kelompok dapat diredam. Dan pembongkaran terus dilanjutkan. Sayangnya, keberadaan WC umum belum dilakukan karena pembongkaran akan dilakukan di lain waktu.
"Perintah walikota seluruh bangunan, termasuk WC umum harus dibongkar karena mengganggu aliran sungai. Tapi pembongkaran akan kita lakukan secara bertahap. Karena jumlahnya sangat banyak. Artinya, kita tidak pandang bulu dalam penertiban ini, yang melanggar tetap kita tertibkan," kata Salmon Nadapdap, Kasatgaspol PP Kecamatan Tamansari.
Hingga hari kedua pembongkaran, Satpol PP Kecamatan Tamansari sudah berhasil menertibkan sekitar 70 bangunan, termasuk satu buah WC umum. Sedangkan bangunan yang belum dibongkar sekitar 40 bangunan, termasuk 4 buah WC umum. Ditargetkan hingga akhir bulan Juli ini, seluruh bangunan di bantaran anak kali Krukut sudah benar-benar bersih. "Bulan ini kita targetkan semua bangunan sudah dibongkar," ujar Salmon.
Rencananya, setelah dilakukan pembongkaran, anak kali Krukut sepanjang 1,5 kilometer yang membentang dari Jl Gajah Mada hingga Kali Krukut, akan dikeruk. Pengerukan ini akan dilakukan Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat. "Setelah pembongkaran selesai, kali ini (anak kali Krukut-red) akan langsung dikeruk," tukas Salmon. (mp/*b)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar