JAKARTA, MP - Pengawasan intensif terhadap produk pertanian dan perikanan, terbukti efektif menekan peredaran daging bermasalah di Jakarta Barat. Bahkan, dari monitoring yang dilakukan Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat di 40 pasar tradisional dan lingkungan hanya satu kasus yang ditemukan. Padahal, pada 2009 lalu ditemukan tiga kasus serupa di Jakarta Barat.
"Hanya satu kasus yaitu didapati ayam mati dijual pedagang di Pasar Citra 5, Kalideres. Meski pelanggaran menurun, kami tetap monitor hingga hari raya," ujar Kusdiana, Kasudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Jumat (3/9).
Monitoring juga dilakukan pihaknya terhadap sejumlah produk berbahan dasar daging seperti dendeng dan abon. Namun, tidak ditemukan pelanggaran itu. Pihaknya juga tidak menemukan kasus peredaran daging gelonggongan, dan pencampuran daging celeng (babi hutan) dengan daging sapi.
"Kesadaran penjual daging sangat baik, jauh berbeda dibanding tahun 2008 lalu yang diramaikan dengan kasus perdagangan olahan daging sampah. Jadi masyarakat bisa lebih tenang," ungkapnya.
Selain itu, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dan mengendalikan harga daging yang saat ini mencapai Rp 80 ribu per kilogram, pihaknya akan menggelar operasi daging bersubsidi pada 7 September 2010 mendatang dengan harga Rp 52 ribu per kilogram. "Harga daging disubsidi Rp 5 ribu dari harga normal yakni Rp 57 ribu," tandasnya. (red/*bj)
Jumat, 03 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar